A.
Pengertian Karangan Ilmiah
Karangan Ilmiah adalah karangan atau
tulisan yang disusun dengan metode ilmiah yakni metode yang didasarkan cara berpikir
yang sistematis dan logis. Masalah-masalah yang disajikan di dalamnya adalah masalah yang
objektif dan faktual. Keobjetifan dan kefaktualan suatu masalah turut ditentukn
oleh topik masalah. Sebagai contoh, bila
kita menemukan
bacaan yang bertopik “transmigrasi sebagai upaya pemerataan penduduk”, sekilas kita sudah dapat menebak bahwa tulisan tersebut merupakan jenis karangan ilmiah. Lain halnya jika topiknya “prahara para transmigran”. Topik yang terakhir berkemungkinan untuk dianggap sebagai karangan ilmiah atau karangan non ilmiah (fiksi), bergantung kepada isi pembahasan topik. Bila hal-hal yang dikemukanan dalam topik tersebut adalah sesuatu yang benar-benar terjadi, tilisan tersebut diklasifikasikan ke dalam karangan ilmiah. Namun, bila yang diungkapkan adalah hal-hal yang imajinatif, tulisan tersebut diklasifikasikan ke dalam karangan nonilmiah atau fiksi.
bacaan yang bertopik “transmigrasi sebagai upaya pemerataan penduduk”, sekilas kita sudah dapat menebak bahwa tulisan tersebut merupakan jenis karangan ilmiah. Lain halnya jika topiknya “prahara para transmigran”. Topik yang terakhir berkemungkinan untuk dianggap sebagai karangan ilmiah atau karangan non ilmiah (fiksi), bergantung kepada isi pembahasan topik. Bila hal-hal yang dikemukanan dalam topik tersebut adalah sesuatu yang benar-benar terjadi, tilisan tersebut diklasifikasikan ke dalam karangan ilmiah. Namun, bila yang diungkapkan adalah hal-hal yang imajinatif, tulisan tersebut diklasifikasikan ke dalam karangan nonilmiah atau fiksi.
Karangan imiah mengutamakan aspek rasionalitas dalam pembahasannya. Untuk membuktikannya diperlukan objektivitas dan kelengkapan serta kebenaran yang tak terbantahkan atas data. Berdasarkan contoh di atas , misalnya untuk memperkuat pernyataan “jumlah transmigran semakin menurun”, penulis perlu membuktikannya dengan data statistik tentang angka penurunan tersebut.
Karangan ilmiah harus bersifat impersonal, berbeda dengan sebuah novel yang pengarangnya bisa ber-aku, kamu, dan dia. Kata ganti yang digunakan ilrniah harus bersifat universal, yakni “ilmuwan”, bukan “saya”. Kalimat yang disarankan adalah kalimat pasif. Oleh karena itu, tidak dibenarkan seorang penulis menyatakan proses pengumpulan data dengan kalimat seperti “Saya bermaksud mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner”. Kalimat yang harus digunakan, misalnya, “Data akan dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner.”. Dalam hal ini, pengumpul data adalah seorang ilmuwan atau peneliti yang dinyatakan secara tersirat.
Karangan ilmiah memerlukan kelugasan dalam pembahasannya. Oleh karena itu, penggunaan kata dan kalimat yang bermakna ganda harus dihindari. Makna yang terkandung di dalam kata atau istilah juga harus diungkapkan secara eksplisit untuk mencegah timbulya pemberian makna yang berbeda dan untuk menyamakan persepsi antara penulis dan pembaca. Misalnya, jika dalam karangan digunakan kata frase dan clausa, penulis harus menjelaskan arti kedua kata itu sebelum melakukan pembahasan yang lebih jauh.
Karangan ilmiah juga mensyaratkan ketetapan dan kepastian makna. Dengan kata lain, bahasa yang digunakan harus reproduktif. Artinya, bila penulis menyampaikan informasi berupa x, pembaca harus menerima informasi itu berupa x pula. infomasi x yang dibaca harus merupakan reproduksi yang benar-benar sama dari informasi x yang ditulis.
B.
Ciri – Ciri Karangan Ilmiah
Berdasarkan
uraian di atas, ciri-ciri karangan ilmiah dirumuskan sebagai berikut.
1.
Masalah diungkapkan dan dipecahkan
secara ilmiah atau dengan metode keilmuan. Metode keilmuan mengutama kelogisan,
fakta, atau kenyataan yang terpercaya, serta analisis yang objektif.
2.
Pendapat-pendapat yang dikemukakan
berdasarkan fakta, bukan imajinasi, perasaan atau pendapat yang bersifat
subjektif.
3.
Tulisan disusun secara sistematis dan
logis yang ditandai oleh hubungan antar bagian tulisan yang pada akhirnya
membentuk kesatuan (kohesif) dan kepaduan (koheren).
4. Ragam
bahasa yang digunakan bersifat lugas. Untuk itu, hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. menggunakan kalimat secara efektif;
b. menghindari kalimat yang bermakna
ambigu (bermakna ganda);
c. menghindari penggunaan kata
konotatif.
C. Jenis –
Jenis Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah tidak selalu identik
dengan karangan hasil penelitian. karangan hasil penelitian hanyalah salah satu
jenis karangan ilmiah. Apabila kita merujuk kepada pengertian dan ciri-ciri di
atas, akan ada banyak sekali jenis karangan yang dapat digolongkan ke dalam
karangan ilmiah. Namun secara umum karangan ilmiah terbagi menjadi jenis-jenis
berikut.
1. Laporan
Laporan adalah suatu
cara berkomunikasi dari penulis untuk menyampaikan hal-hal penting kepada seseorang
atau suatu badan hukum sehubungan dengan tugas yang dibebankan kepadanya.
pembuatan laporan sangat diperlukan, terutama dalam kaitannya dengan
penyusunan kebijakan-kebijakan, seperti kebijakan untuk
a. mengatasi suatu masalah;
b. mengambil putusan yang lebih efektif;
c. mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu
masalah;
d. mengadakan pengawasan dan perbaikan;
e. menemukan teknik-teknik baru.
Menurut isinya,
sebuah laporan dapat berupa laporan buku, laporan wawancara, laporan diskusi,
laporan perjalanan, laporan pengamatan, laporan peristiwa, dan laporan
penelitian.
2. Makalah
Makalah adalah
karangan ilmiah yang membahas suatu persoalan beserta pemecahan berdasarkan
kajian literatur dan/atau kajian lapangan. Makalah biasanya disusun untuk
pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti simposium, seminar, atau lokakarya. Makalah
sering pula disebut paper, yakni
tugas tertulis pada suatu mata perkuliahan/pelajaran yang penyusunannya berupa hasil kajian terhadap buku dan permasalahan
dalam suatu perkuliahan atau lapangan. Selain itu, dikenal pula istilah kertas kerja, yakni jenis makalah
yang disusun dan dipresentasikan oleh seorang pejabat dalam suatu pertemuan.
Dalam surat kabar
atau majalah sering pula dijumpai karangan yang sejenis dengan makalah, yaitu
artikel. Artikel merupakan karangan faktual yang membahas suatu persoalan,
misalnya seni, budaya, dan pariwisata dengan tujuan menyampaikan gagasan dan
fakta untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur.
3. Skripsi
Skripsi adalah
karangan ilmiah yang disusun oleh mahasiswa Si untuk menyelesaikan
pendidikannya. Skripsi merupakan bukti kemampuan akademis seorang mahasiswa
dalam penelitian yang berhubungan dengan pemecahan masalah yang sesuai dengan
bidang studinya. Skripsi berisikan hash penelitian yang diolah, dianalisis, dan
disimpulkan sesuai dengan tujuan penulisan.
4. Tesis
Tesis adalah
karangan ilmiah yang ditulis mahasiswa S2 untuk memperoleh gelar master atau
magister. Dibandingkan skripsi, tesis memiliki taraf keilmiahan yang lebih
tinggi. Hal itu disebabkan oleh penulisannya yang lebih teliti dan mendalam,
baik dan segi permasalahan, kajian teoretis, maupun pembahasannya. Oleh karena
itu, pernyataan, pendapat, atau teori yang dikemukakan harus didukung argumen
yang kuat.
5. Disertasi
Disertasi adalah
karangan ilmiah yang ditulis oleh mahaiswa S3 untuk memperoleh gelar doktor.
Doktor adalah gelar akademis tertinggi yang diberikan oleh suatu perguruan
tinggi. Dibandingkan skripsi dan tesis, disertasi memiliki tingkat keilmiahan
yang lebih berbobot karena permasalahan yang dikaji lebih kompleks, mendalam,
problematik, dan komprehensif.
D. Sistematika
Penulisan Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah dapat ditulis dalam
berbagai bentuk penyajian. Secara umum, bentuk penyajian karangan ilmiah
terbagi menjadi tiga bentuk.
1. Bentuk Populer
Karangan ilmiah dengan bentuk ini
sering disebut karangan ilmiah populer. Istilah populer digunakan untuk menyatakan topik yang akrab, menyenangkan
bagi populus (rakyat) atau
orang kebanyakan karena gayanya yang menarik dan bahasanya yang mudah dipahami.
Bentuknya manasuka, misalnya surat atau esai. Ragam bahasanya bersifat santai
(populer). Umumnya, karangan ilmiah populer dijumpai dalam media massa, seperti
koran atau majalah. Kalimat-kalimatnya sederhana, lancar,
tidak berupa senda gurau dan fantasi (rekaan).
tidak berupa senda gurau dan fantasi (rekaan).
2. Bentuk Semiformal
Secara garis besar, karangan ilmiah
berbentuk semiformal dan terdiri atas
a.
halaman
judul;
b.
kata
pengantar;
c.
daftar
isi;
d.
pendahuluan;
e.
pembahasan;
f.
simpulan;
g.
daftar
pustaka.
Bentuk karangan ilmiah semacam
itu umumnya digunakan dalam berbagai jenis laporan dan makalah.
3. Bentuk Formal
Karangan ilmiah berbentuk formal
disusun dengan memenuhi unsur-unsur kelengkapan akademis secara lengkap. Unsur-unsur
tersebut adalah sebagai berikut:
a.
judul;
b.
tim
pembimbing;
c.
kata
pengantar;
d.
abstrak;
e.
daftar
isi;
f.
bab
pendahuluan;
g.
bab
telaah kepustakaan/kerangka teoretis;
h.
bab
metode penelitian;
i. bab pembahasan hasil penelitian;
j. bab simpulan dan rekomendasi;
k. daftar pustaka;
l. lampiran-lampiran;
m. riwayat hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar