PENGERTIAN
KALIMAT
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam
resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah
predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu
bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa
dengan kalimat.
Kalimat adalah satuan bahasa berupa
kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran
yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisanDalam wujud lisan, kalimat
diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri
dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya
(?) dan tanda seru (!).
Unsur
– Unsur Kalimat
1. Subjek
Subjek merupakan bagian kalimat yang
menunjukkan pelaku/masalah. Biasanya
berupa kata benda/frasa (konkret/abstrak) yang merujuk kepada benda. Selain
itu, subjek akan dapat menjawab suatu pertanyaan dengan menggunakan kata tanya
: apa dan siapa.
Contoh:
Accunk sedang bermain gasing.
S
Siapa yang sedang bermain gasing? Accunk
2. Predikat
Predikat merupakan bagian kalimat yang
akan memberitahukan tindakan/keadaan
dari subjek yang biasanya berupa kata/frasa. Predikat dapat digunakan untuk
menjawab pertanyaan dengan kata tanya mengapa dan bagaimana.
Contoh:
Accunk sedang bermain Gasing.
S P
Bagaimana Accunk? Sedang bermain.
3. Objek
Objek merupakan bagian kalimat yang
melengkapi predikat yang biasanya berjenis nomina, frasa, dan klausa. Objek
dapat diubah menjadi subjek jika kalimat tersebut dipasifkan (dirubah dari
aktif menjadi pasif).
Contoh:
gasing sedang dimainkan oleh Accunk.
S P (pasif) O
4. Pelengkap
Pelengkap juga bagian kalimat yang
melengkapi predikat. Biasanya berjenis kata/frasa nominz, frasa adjektiva dan
frasa preposisional.
Contoh:
Dia mengambilkan adiknya makanan.
S
P O Pel
5. Keterangan
Keterangan merupakan bagian kalimat yang
akan menerangkan berbagai hal tentang konjungsi (kata hubung).
Contoh:
Ibu mengikuti seminar di Makassar.
S P O K
Macam-macam konjungsi:
1. Alat : dengan+gunting
2. Waktu : kemarin, hari ini, besok, selasa
3. Tujuan : supaya, bagi, untuk, demi, …
4. Cara : dengan hati-hati, dengan…
5. Penyertaan : dengan ibu
6. Penyebab : karena, oleh karena itu, sebab, oleh
sebab itu
7. Saling : satu sama lain…, saling…
Pola Dasar Kalimat
Pola kalimat dasar dalam bahasa
Indonesia dapat ditentukan sebagai berikut:
1. KB + KK → Kata Benda + Kata Kerja
Contoh: Gusti belajar.
2. KB + KS → Kata Benda + Kata Sifat
Contoh:
Dokter itu ramah.
3. KB + KBil → Kata Benda + Kata
Bilangan
Contoh: Harga baju itu lima puluh
lima ribu.
4. KB + (KD + KB) → Kata Benda + (Kata
Depan + Kata Benda)
Contoh: Dia di kantor.
5. KB1 + KK + KB2 → Kata Benda1 + Kata
Kerja + Kata Benda2
Contoh: Becks bermain bola.
6. KB1 + KK + KB2 +KB 3 → Kata Benda1 + Kata Kerja + Kata Benda2
Contoh: Paman mencarikan kakak
pekerjaan.
7. KB1 +KB2 → Kata Benda1 + Kata Benda2
Contoh:
Rohan peneliti.
Jenis – Jenis Kalimat
A.
Berdasarkan Pengucapan
Kalimat dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat
Langsung
Kalimat langsung
adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga
dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain
(orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan
dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh:
- Ibu
berkata: “Rohan, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!”
- “Saya
gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus ujian”.
2. Kalimat Tak
Langsung
Kalimat tak
langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan
orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan
sudah dirubah menjadi kalimat berita.
Contoh:
- Ibu
berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.
- Kakak
berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.
.
B.
Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat
Tunggal
Kallimat tunggal
adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek
dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana.
Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar
yang sederhana dan dapat juga ditelusuri p0la-pola pembentukannya. Pola-pola
kalimat dasar yang dimaksud adalah:
* KB + KK
(Kata Benda + Kata Kerja)
Contoh: Victoria
bernyanyi
.
S P
* KB + KS (Kata
Benda + Kata Sifat)
Contoh:
Ika sangat rajin
.
S P
* KB + KBil
(Kata Benda + Kata Bilangan)
Contoh: Masalahnya
seribu satu.
.
S P
Kalimat
tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat
nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh :
Saya siswa kelas VI.
2. Kalimat
verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh :
Adik bernyanyi.
Setiap kalimat
tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada
unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat
masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh
atau lebih. Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:
1. Keterangan
tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.
2. Keterangan
waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore,
minggu kedua bulan ini.
3. Keterangan
alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu,
dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.
4. Keterangan
modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.
5. Keternagan
cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya
saja, selekas mungkin.
6. Keterangan
aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.
7. Keterangan
tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.
8. Keterangan
sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.
9. Keterangan
aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu
Emas, David Beckham.
10. Frasa yang,
seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat.
Contoh perluasan
kalimat tunggal adalah:
1. Victoria akan
bernyanyi di Las Vegas.
2. Masalahnya
seribu satu yang belum terpecahkan.
3. Ika sangat
rajin menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
2. Kalimat
Majemuk
Kalimat majemuk
terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik
kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3
jenis, yaitu:
2.1. Kalimat
Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini
terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat
sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian,
yaitu:
* KMS
Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan
atau serta.
Contoh:
- Kami
mencari bahan dan mereka meramunya.
- Ratih
dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman rumah.
* KMS
Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan,
namun, melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan
pertentangan.
Contoh:
-
Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan jepang termasuk negara yang sudah
maju.
- Bukan
saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.
* KMS Pemilihan.
Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.
Contoh:
- Makalah
ini harus dikumpukan besok atau minggu depan.
- Aku atau
dia yang akan kamu pilih.
* KMS Penguatan.
Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.
Contoh:
- Dia
tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat baik hati.
- Pencuri
itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.
* KMS yang
dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu
dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.
Contoh:
-
Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan
nama-nama juara melukis tingkat SMP.
2.2 Kalimat
Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk
setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak
bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat.
Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai
klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut
dengan klausa sematan (anak kalimat).
Ada beberapa
penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat,
yaitu:
1. Waktu :
ketika, sejak
2. Sebab:
karena, Olehkarenaitu, sebab, oleh sebab itu
3. Akibat:
hingga, sehingga, maka
4. Syarat:
jika, asalkan, apabila
5.
Perlawanan: meskipun, walaupun
6.
Pengandaian: andaikata, seandainya
7. Tujuan:
agar, supaya, untukbiar
8.
Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolah‐olah
9. Pembatasan:
kecuali, selain
10. Alat:
dengan+ katabenda: dengan tongkat
11.
Kesertaan: dengan+ orang
Contoh:
- Walaupun
komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat
mengacaukan data-data komputer itu.
Induk kalimat:
Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Anak
kalimat: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.
2.3 Kalimat
Majemuk Campuran
Kalimat majemuk
campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat
atau kebalikannya.
Contoh:
-
Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
KMS: Kami
berhenti dan langsung pulang.
KMC: Kami
berhenti karena hari sudah malam.
.
Kami langsung pulang karena hari sudah malam.h
- Kami
pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
KMS: Kami
pulang, tetapi mereka masih bekerja.
KMB: Mereka
masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
.
C.
Berdasarkan Isi atau Fungsinya
Kalimat dapat
dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Kalimat
Perintah
Kalimat perintah
adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk
melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!)
dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai
dengan intonasi tinggi.
Macam-macam
kalimat perintah :
* Kalimat
perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh :
Gantilah bajumu !
* Kalimat
larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh Jangan
membuang sampah sembarangan !
* Kalimat
ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh :
Tolong temani nenekmu di rumah !
2. Kalimat
Berita
Kalimat berita
adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya
diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan
intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam
kalimat berita :
* Kalimat berita
kepastian
Contoh :
Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
* Kalimat berita
pengingkaran
Contoh :
Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
* Kalimat berita
kesangsian
Contoh :
Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
* Kalmat berita
bentuk lainnya
Contoh :
Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.
3. Kalimat
Tanya
Kalimat tanya
adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi
(jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam
penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya
yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh:
- Mengapa
gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
- Kapan
Becks kembali ke Inggris?
4. Kalimat
Seruan
Kalimat seruan
adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau
yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi
dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam
penulisannya.
Contoh:
- Aduh,
pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
- Bukan
main, eloknya.
.
D. Berdasarkan
Unsur Kalimat
Kalimat dapat
dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat
Lengkap
Kalimat lengkap
adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah subyek dan
satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh :
- Mahasiswa
berdiskusi di dalam kelas.
.
S
P
K
- Ibu
mengenakan kaos hijau dan celana hitam.
.
S
P
O
2. Kalimat Tidak
Lengkap
Kalimat tidak
lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja,
atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap
biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan,
larangan, sapaan dan kekaguman.
Contoh:
- Selamat sore
- Silakan Masuk!
- Kapan menikah?
- Hei, Kawan…
.
E.
Berdasarkan Susunan S-P
Kalimat dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat
Versi
Kalimat versi
adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu
yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk
menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada
urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan
makna.
Contoh:
- Ambilkan
koran di atas kursi itu!
.
P
S
- Sepakat
kami untuk berkumpul di taman kota.
.
S
P
K
2. Kalimat
Inversi
Kalimat inversi
adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola
kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
- Penelitian
ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.
.
S
P
O
K
- Aku
dan dia bertemu di cafe ini.
.
S P
K
.
F.
Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)
Kalimat dapat
dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Kalimat
Yang Melepas
Kalimat yang
melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama
(induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat
ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak
diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Contoh;
- Saya
akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
- Semua
warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar
kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.
2. Kalimat yang
Klimaks
Kalimat klimaks
terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan
diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca
anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang
ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa
berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.
Contoh:
-
Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.
- Setelah
1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara
Prancis itu dibebaskan juga.3.
3. Kalimat
Yang Berimbang
Kalimat yang
berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan
dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri.
Contoh:
-
Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba
melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
- Jika
stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat
beribadat dengan leluasa.
.
G. Berdasarkan
Subjeknya
Kalimat dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.
Kaliamat Aktif
Kalimat
aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan.
Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan
ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak
dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya pergi, tidur, mandi,
dll (kecuali makan dan minum).
Contoh:
- Mereka
akan berangkat besok pagi.
- Kakak
membantu ibu di dapur.
Kalimat
aktif dibedakan menjadi 2, yaitu:
1.1 Kalimat
Aktif Transitif
Kalimat aktif
transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat
pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah menjadi
kalimat pasif.
Contoh:
Eni mencuci piring.
.
S
P O1
1.2 Kalimat
Aktif Intransitif
Kalimat aktif
intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek penderita
(O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan
me- tidak diikuti dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat
pasif.
Contoh:
- Mereka
berangkat minggu depan.
.
S
P
K
- Amel
menangis tersedu-sedu di kamar.
.
S
P
K
1.3 Kalimat
Semi Transitif
Kalimat ini
tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap bukan
objek.
Contoh:
- Dian
kehilangan pensil.
.
S
P Pel.
- Soni
selalu mengenderai sepeda motor ke kampus.
.
S P
Pel
K
2. Kalimat
Pasif
Kalimat pasif
adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya
memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh
kata depan oleh.
Kalimat pasif
dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
2.1
Kalimat Pasif Biasa
Kalimat pasif
ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini
berawalan di-,ter-,ke-an.
Contoh:
- Piring
dicuci Eni.
.
S P O2
2.2 Kalimat
Pasif Zero
Kalimat pasif
zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2 tanpa
disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan
terjadi penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar
berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan
kalimat baku.
Contoh:
- Ku
pukul adik.
.
O2 P S
-
Akan saya sampaikan pesanmu.
.
O2
P
S
Cara mengubah
kalimat aktif menjadi kalimat pasif :
1. Subjek
pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.
2. Awalan
me- diganti dengan di-.
3.
Tambahkan kata oleh di belakang predikat.
Contoh :
Bapak memancing ikan. (aktif)
.
Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)
4. Jika
subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus,
kemudian subjek dan predikat dirapatkan.
Contoh :
Aku harus mengerjakan PR. (aktif)
.
PR harus kukerjakan. (pasif)
Jika ingin lebih tau lagi tentang kalimat silahkan klik link di Bawah ini :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar